Senin, 24 Oktober 2022

KONEKSI MATERI MODUL PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN




                   KONEKSI MATERI 

           

1.    Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Salah satu dasar dalam pengambilan keputusan adalah berpihak kepada murid. Hal ini sejalan dengan pendapat Ki Hajar Dewantara yang menyatakan bahwa murid dituntut dengan segala kodrat yang dimiliki untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Bentuk tuntunan yang dilakukan oleh guru merupakan sebuah keputusan yang berpijak pada keberpihakan kepada murid, mengandung unsur-unsur nilai kebajikan, dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

2.    Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seorang pendidik tentunya adalah nilai kebaikan, kejujuran, tanggung jawab, disiplin, toleransi, gotong-royong dan nilai kebaikan lainnya. Nilai-nilai tersebut adalah nilai-nilai yang paling kita hargai dalam hidup dan sangat berpengaruh pada pembentukkan karakter , perilaku dan membimbing dalam kita mengambil sebuah keputusan. Sebagai Guru Penggerak, tentunya ada beberapa nilai yang harus dipegang seperti nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat diperlukan nilai-nilai atau prinsip, pendekatan, dan langkah-langkah yang benar sehingga keputusan tersebut merupakan keputusan yang paling tepat dengan resiko yang paling minim bagi semua pihak, terutama bagi kepentingan /keberpihakan pada anak didik kita. Untuk membuat keputusan berbasis etika, diperlukan kesamaan visi, budaya dan nilai-nilai yang dianggap penting dalam sebuah institusi sehingga prinsip-prinsip dasar yang menjadi acuan akan lebih jelas yang ditempuh dalam proses pengambilan keputusan.

3.    Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Pada kegiatan coaching, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh seorang coach sangat penting untuk mengidentifikasi fakta-fakta yang dimiliki oleh seorang coachee sehingga proses pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan tepat.

4.    Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Proses pengambilan keputusan sangat erat kaitannya dengan kompetensi sosial emosional yang dimiliki oleh seorang guru. Salah satu Kompetensi sosial emosional yakni pengambilan keputusan yang bertanggung jawab merupakan bagian yang tidak terpisahkan yang harus dijalani oleh pemimpin pembelajaran di kelas/sekolah. Dalam pengambilan keputusan khususnya terkait dengan masalah dilema etika, seorang pemimpin pembelajaran harus memperhatikan dengan baik kesadaran diri, manajemen diri, serta kemampuan berelasi yang baik.

5.    Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Secara langsung studi kasus yang yang dijabarkan sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai kebajikan yang dianut oleh seorang pendidik. Sehingga dalam pengambilan keputusan terkait dengan studi kasus yang telah ada selalu dikaitkan dengan kondisi yang sedang dialami oleh pendidik.

6.    Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Dasar pengambilan keputusan ada tiga yakni terdapat unsur-unsur nilai kebajikan, berpihak kepada murid, dan bertanggung jawab. Proses pengambilan keputusan yang berlandaskan pada tiga dasar pengambilan keputusan ini diyakini akan menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman.

7.    Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan terbesar yang dihadapi dalam memutuskan kasus dilema etika adalah bagaimana nilai-nilai kebajikan itu bisa diidentifikasi sebaik mungkin pada setiap kasus yang akan diputuskan sehingga dapat memberikan manfaat secara luas. Hasil identifikasi yang baik tentu akan memberikan gambaran bentuk pengambilan keputusan yang efektif.

8.  Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Ada pengaruh yang relevan antara keputusan seorang pemimpin pembelajaran jika dikaitkan dengan kemerdekaan anak dalam belajar. Seorang pemimpin pembelajaran yang memutuskan untuk mendesain pembelajaran yang berpihak kepada murid tentu akan melakukan berbagai upaya yang mampu menghasilkan pembelajaran yang bermakna. Apakah dia harus terlebih dahulu memetakan kebutuhan muridnya atau menggunakan berbagai model dan metode pembelajaran yang sifatnya dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.

9.    Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Pengambilan keputusan yang tepat akan berpengaruh terhadap masa depan murid hal ini sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara bahwa seorang guru harus menuntun muridnya mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang seutuhnya. Oleh karena itu, keselamatan dan kebahagiaan yang seutuhnya akan terwujud baik jika keputusan yang dibuat itu berorientasi pada murid.

10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Dalam proses pengambilan keputusan tentu tidaklah mudah kita butuh analisis yang cermat dan yang paling terpenting harus memenuhi tiga dasar pengambilan keputusan yakni mengandung nilai-nilai kebajikan berpihak kepada murid dan bertanggung jawab hal ini sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara yang mengorientasikan segala kegiatan hendaknya menuntun anak dalam mencapai kodratnya menjadi manusia yang seutuhnya agar mereka selamat dan bahagia. Terwujudnya visi dan misi yang baik merupakan hasil analisis dan pengambilan keputusan yang cermat oleh setiap warga sekolah. Terealisasinya pembelajaran yang berpihak kepada murid juga merupakan bentuk keputusan yang harus dibuat oleh pemimpin pembelajaran dalam menciptakan pembelajaran yang bermakna.

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Pada dasarnya dalam melaksanakan 9 langkah pengambilan keputusan sudah dapat merangkum dan memberikan gambaran Apakah kasus yang yang sedang dihadapi masuk dalam Dilema etika atau bujukan moral. Selain itu pada langkah ini juga sudah menggambarkan bagaimana penerapan 4 paradigma dan 3 prinsip pengambilan keputusan. Namun hal yang mengganjal, masih saya pikirkan adalah betapa banyak keputusan yang terjadi di lapangan terkait dengan benar dan salah justru orientasinya adalah membenarkan keputusan yang salah. Hal ini terjadi di karena adanya dilema dalam proses pengambilan keputusan yang terkadang melibatkan empati yang tidak sesuai pada tempatnya.

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sesungguhnya saya pernah mengalami proses pengambilan keputusan terkait dengan dilema etika, hanya saja yang membedakan adalah setelah mempelajari modul ini kita dapat mengidentifikasi dengan baik nilai-nilai kebajikan yang bisa menjadi tolak ukur dalam memutuskan kasus dilema etika. Selain itu uji benar-salah juga merupakan bagian penting yang dapat diterapkan untuk mengidentifikasi kasus yang sedang dihadapi.

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Hal yang mendasar yang berubah dan menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan adalah berpijak pada nilai-nilai kebajikan, berpihak kepada murid, dan dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab.

 

14.Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin ?

Modul ini sangat penting bagi seorang pemimpin pembelajaran karena keputusan merupakan “pintu” dalam melakukan suatu perubahan kearah lebih baik.

Senin, 16 Oktober 2017

OPTIMALISASI PENGGUNAAN SOSMED




Di era globalisasi sekarang ini banyak sekali bermunculan sosial media (SOSMED)  Bukan hanya orang dewasa saja yang menggunakan sosial media, bahkan pelajar sekolah dan anak-anak yang belum cukup umur juga sudah akrab dengan sosial media yang sekarang sedang berkembang. Berawal dari Friendster kemudian Facebook, Twitter, Skype, Pinterest, Line, What’s App, Path, Instagram, Google Plus dan masih banyak lainnya.
Apa sosial media itu ?. Menurut saya sosial media adalah suatu wadah/ tempat dimana orang dapat berkomunikasi sesama user ( pengguna) secara tidak langsung dan dibutuhkan koneksi internet untuk dapat melakukan komunikasi ini. Disini user atau pengguna dapat berbagai informasi berupa kejadian, berbagi foto, dan dapat juga sebagai ajang untuk mencari atau menambah teman. Internetpun juga bisa dikatakan  menjadi rekan manusia untuk berkomunikasi dalam sosial media. Banyak dampak yang dapat ditimbulkan dari pemakaian sosial media, baik dampak positif maupun dampak negatif.
Adapun dampak positif dari penggunaan sosial media adalah Untuk menghimpun keluarga, saudara, kerabat yang tersebar, dengan jejaring sosial ini sangat bermanfaat dan berperan untuk mempertemukan kembali keluarga atau kerabat yang jauh dan sudah lama tidak bertemu, kemudian lewat dunia maya hal itu bisa dilakukan. Sosmed juga sebagai media penyebaran informasi. Informasi yang up to date sangat mudah menyebar melalui situs jejaring sosial, hanya dalam tempo beberapa menit setelah kejadian, kita telah bisa menikmati informasi. Selain itu, juga melalui jaringan pertemanan dengan menggunakan jejaring sosial (sosmed) kita bisa berkomunikasi dengan siapa saja, bahkan dengan orang yang belum kita kenal sekalipun dari berbagai penjuru dunia. Situs jejaring sosial membuat anak dan remaja menjadi lebih bersahabat, perhatian, empati dan sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan dan sosial dimana melalui sosmed ini pengguna dapat belajar bagaimana cara beradaptasi, bersosialisai dengan publik dan mengelola jaringan pertemanan. Bahkan melalui sosmed merupakan media pertukaran data. menggunakan jaringan situs-situs web para pengguna internet  di seluruh dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah. Tidak ketinggalan juga sosmed dapat memberikan keuntungan bagai penggunanya sebagai media promosi dalam bisnis. Hal ini memungkinkan para pengusaha kecil dapat mempromosikan produk dan jasanya tanpa mengeluarkan banyak biaya. Hal itu dapat kita jumpai, ada beberapa ibu rumah tangga menggunakan sosmed sebagai media untuk membantu memenuhi tambahan penghasilan untuk keluarganya bahkan dapat katakan keuntungan didapatkan lebih besar dari hasil penghasilan dari suaminya. Sosmed memiliki banyak manfaat dalam segala aspek kehidupan, baik pendidikan, budaya, ekonomi, politik, dan Sosial .
Dalam hal ini, kita jangan terpukau dengan banyaknya manfaat dari Sosmed tapi kita sebagai orang tua, guru, masyarakat, terkhusus  anak kita dalam tahap remaja  dan anak-anak harus berhati hati dalam penggunaan sosmed. Adapun dampak negatif dari Sosmed adalah dimana orang yang pengguna sosmed itu susah bersosialisasi dengan orang sekitar, ini disebabkan karena pengguna sosial media menjadi malas belajar untuk berkomunikasi secara  nyata. Hal ini memang benar sekali, karena saya sendiri mempunyai teman yang sangat aktif di sosial media, dia selalu memposting apa saja yang sedang dia kerjakan, namun keadaan yang berbeda 180 derajat jika bertemu secara nyata. Orang yang aktif di soaial media, jika bertemu langsung nyatanya adalah orang yang pendiam dan tidak banyak bergaul. Selain itu situs sosial media akan membuat seseorang lebih mementingkan diri sendiri. Mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan sekitar mereka, karena kebanyakan menghabiskan waktu di internet contoh dalam kehidupan sehari haripun pernah kita jumpai bepergian dengan seseorang baik teman atau keluarga, tetapi orang yang kita  ajak jalan malah asik dengan ponsel dan sosial medianya sendiri. Selain itu juga dalam bidang pendidikan khususnya dalam penggunaan bahasa , penulisanp kata atau kalimat yang biasanya tertinggal dan terlupakannya bahasa formal, hal ini disebabkan karena pengguna sosial media lebih sering menggunakan bahasa informal dalam kesehariannya, sehingga aturan bahasa formal mereka menjadi terlupakan. Sosmed juga dapat mengurangi kinerja hal ini dapat kita jumpai baik karyawan perusahaan, pegawai pemerintahan , pelajar, mahasiswa, bahkan ada beberapa guru yang merupakan contoh teladan bagi siswanya itu melakukan sosmed pada saat mengerjakan pekerjaannya yang berdampak akan mengurangi waktu kerja dan waktu belajar bagi pelajar. Selain itu, Sosmed dapat mengurangi privasi pribadi.  dimana penggunanya  bebas menuliskan dan men-share apa saja, Sering kali tanpa sadar kita mempublikasikan  hal yang seharusnya tidak perlu disampaikan ke media sosial sehingga orang yang membaca sosmed kita dapat secara detail mengetahui dan memahami permasalahan hidup pribadi kita.Tentunya hal ini tidak selalu baik karena tidak semua orang itu bisa berpikir positif tentang status atau tulisan kita dalam sosmed bisa saja apa yang  kita tulis itu hanya menjadi bahan cerita yang tidak baik bahkan orang akan menilai pribadi kita yang tidak baik karena melalui sosmed biasanya ajang meluapkan amarah, kesedihan, kejengkelan dan suasana hati lainnya yang tidak terkendali dalam dalam hal ini hanya akan merugikan privasi dari pribadi kita sendiri. Bahkan penting kita ketahui melalui sosmed dapat menimbulkan kejahatan dunia maya. Kejahatan dikenal dengan nama cyber crime. Kejahatan dunia maya sangatlah beragam.  Diantaranya : carding, hacking, cracking, phising, dan spamming. Selain itu malalui sosmed dapat lebih mudah merajalelanya pornografi, karena sangat mudah untuk searching melalui internet. Terkadang seseorang memposting foto yang seharusnya menjadi privasi dia sendiri di sosial media, hal ini sangat berbahaya karena bisa jadi foto yang hanya di postingnya di sosial media disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. 
Kesimpulan yang saya dapat kita ambil,  bahwa pengguna sosial media harus lebih selektif dan optimal  dalam penggunaannya caranya adalah si pengguna menggunakan sosmed untuk hal-hal baik maka dia akan mendapatkan dampak positif dari sosial media. Namun sebaliknya jika si pengguna menggunakan media sosial untuk hal-hal yang cenderung tidak baik, maka dampak negatiflah yang akan dia dapatkan